Mata Kuliah Softskill

Jumat, 14 Oktober 2011

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Ilmu Kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar berasal dari Basic Humanities yang artinya manusiawi, berbudaya dan juga halus. Humanities adalah nilai yang berkaitan tentang kebudayaan manusia sebagai homo humanus. Salah satu manfaat dari mempelajari humanities ini adalah seseorang akan menjadi lebih manusiawi dan berbudaya yang halus.
Masalah-masalah yang masuk ke dalam humanities masih dapat diperdebatkan, dan sifatnya dinamis sesuai dengan keadaan dan waktu. Secara general, the humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya yang mempelajari masalah manusia dan kebudayaan.
Dari setiap zaman, seni merupakan sastra yang esensia berperan penting dalam the humanities. Hal ini disebabkan, karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan dan karena nilai yang disampaikan oleh seni adalah nilai tidak normatif. Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, maka penyampainnya pun lkebih fleksibel sehingga lebih mudah untuk diterima.
Sastra memegang peranan penting dikarenakan berbagai macam alasan. Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra merupakan penjabaran abstraksi. Dapat kita bandingkan dengan filsafat, yang menggunakan bahasa adalah abstarksi. Sehingga penjabaran dari abstraksi tersebut tentunya lebih mudah dipahami diobandingkan dengan abstraksi itu sendiri. Contoh lain dap[at kita ambil dari sebuah tarian. Tarian adalah sesuatu yang sifatnya abstraksi, dan tentu saja membutuhkan penjabaran untuk gerak gerik dari tariabn tersebut. Sastra juga didukung dengan cerit. Dengan cerita seseorang tentunya lebih tertarik dan juga akan lebih mudah untuk mengemukakan gagasan-gagasannya dalam berntuk yang tidak normatif.
Ilmu budaya dihubungkan dengan berbagai macam nilai seni. Misalnya nilai-nilai dalam prosa fiksi, dan nilai-nilai dalam puisi.
Sebagai seni yang berdiri pada cerita, prosa fiksi tentunya membawakan pesan moral baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai yang diperoleh pembaca melalui sastra prosa antara lain prosa meberikan kesenangan karena ceritanya yang bersifat fiksi. Cerita fiksi ini mengembangkan imajinasi pembacanya untuk mengetahui dan mengenal sesuatu yang belum pernah dijumpainya. Selain itu prosa fiksi juga memberikan informasi yang tidak ditemukan dari sumber lainnya. Prosa fiksi juga memberikan keseimbangan wawasan, karena melalui prosa seseorang dapat menilai kehidupan dari banyak sisi individu.  Bersinggungan dengan moral, karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra tang menyuarakan aspirasi jamannya yaitu apa yang dikehendaki oleh jamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya biasanya lebih mengajak pembacanya ke arah kontemplasi.
Selain Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa, kita juga mengenal Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi. Puisi merupakan bagian dari sastra yang merupakan bagian dari kesenian. Keartistikan sebuah puisi digantungkan kepada kretivitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan beberapa aspek. Diantara aspek-aspek tersebut adalah figura bahasa, kata-kata yang ambiquilitas atau kata-kata yang bermakna multitafsir, kata-kata yang konotatif, dan pengulangan yang fungsinya adalah untuk mengintensifkan atau lebih menegaskan hal-hal yang dilukiskan guna menguggah hati para pendengar dan pembacanya. Banyak alasan yang mendasari penyajian puisi didalam Ilmu Budaya Dasar, diantaranya adalah Hubungan puisi dengan kesadaran individual yang dapat memaparkan pengalaman setiap orang. Selain itu, Puisi dam keinsyafan sosial juga memberikan pengetahuan kepada manulisa karena dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial.

Sumber : E-learning Universitas Gunadarma 

Manusia dan Lingkar Masalah dengan Kesyukuran

Kalau di pikir2.. Setiap orang pasti selalu memiliki masalahnya sendiri. Jd mungkin terlalu agak sedikit banyak berat kalau di tambah dengan masalah orang lain lagi.
Mulai dari masalah belajar, masalah finansial, masalah keluarga, masalah percintaan, masalah interaksi sosial, dan masalah2 yng terbilang kurang penting yng juga terkadang menjadi masalah karna esensi ketidakpentingannya tersebut.

Lelah itu pasti karena panas matahari selalu tersebar merata untuk disyukuri

Kerja keras itu harus ada. Karena esensi letih lah yang menentukan manis pahitnya kehidupan.

Hebat itu makna relatif hak semua insan. Karena Tuhan menciptakan segala pilihan kebaikan yng dapat dimiliki untuk yang berani menerima segala keberhasilan dan juga pendampingnya yng kita sebut dengan kegagalan.

Lemah itu milik kita. Karna hanya Allah-lah yng Maha hebat. Yang pantas untuk menerima segala pujian dr Mahluk-Nya. Namun lemah adalah hinaan untuk orang yng menetap pada kelemahannya.

salah satu kalimat yang sering jadi bahan perenungan saya saat mulai futur dalam ketenangan nikmatNya,
" Fa, hidup itu ujian.. Ada ujian seneng, ada ujian susah. Dan manusia itu banyak kejebak di ujian senengnya.. Wajar, karna saat sedih manusia selalu balik ke Allah.. Giliran seneng aja lupa.. Malah lupa gimana rasanya waktu mereka susah dulu”
Jangan jadikan kami orang seperti itu Ya Rabb…

Mulai melangkah.
Peliharalah segala kelelahan
Karna ia lah yng menuntunmu ke hari depan..
Karna yang gagal adalah orang yang berhenti sebelum lelah..
Dan yang berhasil adalah orang yang tetap bekerja ketika lelah..
Tetapkan segala kebaikan dan tetaplah berjalan di atasnya..

Bismillah Ya Rahman….

Manusia dan Keindahan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan adalah keindahan yang enak dipandang, bagus, elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Menurut bahasa Yunani, keindahan dapat diterjemahkan dengan berbagai artian tergantung dari penggunaan kata keindahan tersebut. Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah keindahan yang ideal merupakan sebuah entitas atau wujud yang dikagumi oleh banyak orang. Keindahan merupakan bagian dari berbagai macam objek, seperti manusia, hewan, tumbuhan, karya seni, alam, dan juga objek-
objek lain yang dapat dilihat secara jelas wujudnya. Selain itu, keindahan juga dapat dipredikatkan kepada sebuah gagasan yang memberikan persepsi kepuasan dan juga kesenangan kepada penciptanya ataupun yang menikmatinya.
Keindahan sering ditafsirkan sebagai sebuah entitas dari alam, karya seni, atau hal lain yang dinikmati dengan indera penglihatan. Karena keindahan seperti ini merupakan pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa "beauty is in the eye of the beholder" atau "kecantikan itu berada pada mata yang melihatnya"
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan memiliki implikasi yang erat dengan kebenaran. Selain itu Keindahan juga memiliki nilai yang selalu bertambah dari waktu ke waktu.

Menurut The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul "Garis Besar Estetika", keindahan diterjemahkan dalam bahas Perancis "beau", "bello" dari Italia dan Spanyol yang berasal dari kata Latin "bellum" Asal kata dari semua tadi adalah "bonum" yang artinya kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi "bonellum" yang pada akhirnya dipendekkan menjadi "bellum".
Keindahan dibedakan sebagai keidahan abstrak, dan sesuatu yang berwujud yang memiliki keindahan. Di dalam istilah bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty  yang berarti keindahan, dan beautiful  yang berarti beda, atau sesuatu yang indah. Selain itu, terdapat pula makna dari keindahan berdasarkan luasnya pengertian.
a. Keindahan dalam arti yang luas
b. Keindahan dalam arti estetis murni
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam cakupan luas adalah keindahan yang tercakup pula unsur kebaikan didalamnya. Pengertian ini adalah pengertian yang didefinisikan oleh para filsuf terdahulu. Plato membicarakan tentang watak dan hukum yang indah. Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain bijak juga menyenangkan. Orang Yunani dulu berbicara tentang hasil pemikiran yang indah dan juga adaptasi kebiasaan yang indah. Selain itu, bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti esetis yang disebut "symetria" dan "harmonia". Symetria adalah keindahan yang dinikmati dengan indera penglihatan, sedangkan harmonia adalah keindahan yang dinikmati dengan menggunakan indera pendegaran.
Keindahan dalam arti estetik adalah keindahan yang menyagkut tentag pengalaman estetik seseorang, atau keindahan yang berhubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya. Ada banyak pembagian nilai, misalya nilai subyektif dan nilai obyektif atau nilai individu dan nilai masyarakat.  Penggolongan yang paling penting adah penggolongan berdasarkan nilai intrinsik dan ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat suatu benda yang mempengaruhi benda lainnya. Sedangkan nilai intrinsik adalah tujuan atau sifat baik dari beda, atau sesuatu tersebut. Misalnya prosa. bahasa, diksi baris, pemilihan kata, hal-hal tersebut merupakan unsur ektrinsik. Sedangkan unsur instrinsiknya adalah tujuan dari prosa terebut.
Keindahan dapat dinikmati menurut selera dan seni masing-masing individu. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung dengan faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi (perenungan) adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Sedangkan ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk untuk menyatakan dan menikmati keindahan itu. Jika kedua nilai ini bergabung, maka akan tercipta seuatu yang indah yang menarik perhatian orang yang mendengar atau melihatnya. Derajat kontemplasi dan ekstensi setiap individu berbeda-beda. Sebab itu keindahan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang relatif, karena sesuatu yang dianggap indah oleh seseorang boleh jadi dikatakan biasa oleh orang yang lainnya.
Keindahan adalah sesuatu yang diciptakan oleh manusia. Banyak sebab mengapa manusia menciptakan keindahan. Misalnya karena tata nilai yang telah usang yang tidak lagi sesuai dengan keadaan. Kemerosotan zaman, penderitaan manusia, serta keagungan Tuhan yang dapat dibuktikan melalui keteraturan alam semesta dan keindahan alam. Seindah apapun ciptaan manusia, tidak akan pernah menyaingi keindahan cipataan Tuhannya. Leonardo da Vinci melukiskan seorang wanita cantik yang kita kenal dengan nama Monalisa sebagai manifestasi kekagumannya terhadap wanita cantik yang diciptakan oleh Tuhannya. Tetapi karyanya tetap tidak bisa menandingi kesempurnaan ciptaan Tuhannya.

Sumber : E-learning Universitas Gunadarma 

Sabtu, 08 Oktober 2011

Manusia dan Kebudayaan

Manusia merupakan mahluk cipaan Tuhan yang paling sempura dan terdiri dari tubuh serta jiwa yang membentuk satu kesatuan yang utuh. 
Menurut Sigmund Freud, di dalam satu kepribadian, manusia mengandung tiga unsur yang bekerja sama untuk membentuk perilaku manusia yang kompleks, yang juga tertuang menjadi arti dari lambang dari psikologi. Tiga unsur tersebut adalah Id, Ego, dan Superego.
Id adalah sebuah struktur yang terbentuk sejak lahir. Id adalah libido murni yang irrasional dan lebih terkait kepada masalah kesenangan, yang jika keinginan ini tidak terpenuhi, maka akan mucul queasiness atau rasa kegelisahan.  Sebagai contoh peningkatan rasa haus, yang tentunya hal ini sangat berpengaruh kepada lanjutnya kehidupan. Namun, terkadang pemenuhal ini tidaklah selalu realistis, atau irrasional.. Id merupakan insting yang tidak terkoordinasi, maka ketika ada seseorang yang melakukan penyimpangan sosial, seperi mencuri untuk memenuhi kebutuhannya tadi, maka orang tersebut lebih terkendali dengan Id nya dibandingkan dengan dua unsur lainnya.
Berbeda dengan Id, Ego adalah bagian terkordinir yang realistis. Menurut Sigmud Freud, ego merupakan penyeimbang antara id dan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh individu tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat secara umum. Ego berfungsi baik dipikiran sadar, prasadar, maupun tidak sadar.
Komponen terakhir dari ketiga unsur ini adalah superego. Tidak seperti id dan ego, superego merupakan komponen yang terbentuk dari lingkungan eksternal. Maka dapat disimpulkan, bahwa superego seseorang akan terbentuk dengan baik jika ia berada di tengah lingkungan yang juga baik. Superego merupakan komponen yang memainkan kritis dan moral.

Selain sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur kompleks tadi, manusia sendiri terdiri dari empat hal yang memiliki keterkaitan, yaitu jasad, hayat, ruh, dan nafs. Jasad adalah bagian yang dapat diraba dan berpenampang makro. Berbeda dengan jasad,  hayat adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat bentuknya, namun merupakan unsur hidup yang dapat ditandai dengan gerakan dari jasad tadi. Sedangkan nafs adalah kesadaran tentang diri sendiri. Dan ruh merupakan sesuatu yang menghubungkan seseorang dengan bimbingan dari Tuhannya. Ruh bekerja secara spiritual, memahami yang hakiki. Dari ruh lah sesuatu yang bersifat konseptual seperti kebudayaan lahir.

Seperti yang telah saya bahas dialenia sebelumnya, bahwa ruh telah menciptakan sesuatu yang bersifat konseptual seperti kebudayaan. Kebudayaan berasal dari kata budhayyah yang diambil dari bahasa Sansakerta yang merupakan kata jamak dari budhi atau akal. Jika dikaitkan dengan manusia, Budaya adalah sesuatu yang diciptakan oleh akal budi manusia seperti kepercayaan, seni, dan adat istiadat. Banyak pendapat tentang definisi kebudayaan, yang jika diambil konklusinya kebudayaan dapat diartikan menjadi sesuatu yang mempengaruhi tingat pengetahuan, dan meliputi system ide yang terdapat pada keseharian manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan sebenarnya melekat erat dengan keseharian kita dalam wujud yang abstrak.  Hasil dari pemikiran manusia ini dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat, namun yang membedakan adalah tingkat relasi antara masyarakat dan kebudayaan tersebut. Ada beberapa masyarakat yang perkembangan kebudayaannya lebih baik dibandingkan dengan masyarakat lainnya.  Banyak unsur yang terdapat di dalam kebudayaan diantaranya kebatinan, kesenian,  agama, ideologi, dan masih banyak unsur-unsur lainnya, yang jika kita perhatikan, unsur-unsur ini adalah hasil dari dari ekspresi dan jiwa manusia. Ilmu kebudayaan juga merupakan hasil pemikiran atau hasil dari falsafah manusia yang dihasilkan melalui kemampuan mental serta kemampuan berpikir.

Dari penjabaran diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari pengetahuan manusia yang merupakan mahluk sosial, yang digunakan untuk beradaptasi dengan cara memahami lingkungan sekitar demi memenuhi segala kebutuhannya. Kebudayaan merupakan suatu sistem yang dinamis. Perubahan kebudayaan disebabkan oleh interaksi antar individu atau interaksi antara sekelompok individu dalam lingkungan masyarakat.

Sumber : E-learning Universitas Gunadarma